Mahar Nabi Muhammad terhadap Aisyah: Bukti Cinta atau Hukum Islam?

Pernikahan antara Nabi Muhammad SAW dan Sayyidah Aisyah termasuk dalam kategori pernikahan yang sarat akan pelajaran serta menjadi teladan bagi umat Muslim. Salah satu hal penting yang dapat diambil daripada pernikahan ini adalah bentuk maharnya yang disampaikan Rasulullah kepada istri beliau itu.

Dalam agama Islam, mahar merupakan hak istri yang diserahkan oleh suami sebagai bukti ketulusan dalam berumahtangga. Kita selaku pengikut Rosululloh harus mencoba mengikuti teladan beliau dengan sebaik-baiknya. Lalu, seperti apa bentuk mahar yang dikasihkan Nabi Muhammad kepada Aisyah? Mari kita bahas lebih lanjut.

Besaran mahar yang diberikan Nabi Muhammad kepada Aisyah

Mahar yang diserahkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada Aisyah RA pada waktu perkawinan bernilai 500 dirham, atau bila diubah menjadi emas mulia setara dengan 200 gram. Dengan memperhatikan harga emas, jumlah ini dapat ditaksir senilai Rp1,3 miliar, mengambil acuan dari harga emas 24 karat per gram yaitu kira-kira Rp6,5 juta.

Imam Muslim meriwayatkan:

Mendengar bahwa Rasulullah SAW menawarkan mahar yang cukup besar, Aisyah menjelaskan, Mahar yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada para istrinya adalah sebesar 12 Uqiyah ditambah satu nash'. Lalu, Aisyah melanjutkan, ' Tahukah kamu apakah nash itu?' Abdur Rahman menjawab, ' Tidak, ya, Aisyah'. Istri Rasulullah berseloroh, ' Setengah Uqiyah' Jadi, totalnya adalah 500 dirham. Itulah mahar yang diberikan Rasulullah kepada para istrinya." (HR. Muslim)

Keistimewaan Aisyah radhiyallahu anha

Aisyah putri dari Abu Bakar As-Shiddiq radhiyallahu anha, Beliau adalah isteri yang menikahkan dirinya dengan Rasulullah SAW sesudah Saudah binti Zam'ah bin Qais. radhiyallahu anha.

Aisyah mempunyai suatu keunikan istimewa. Kepadaannya sudah dikonfirmasi langsung oleh Allah SWT dari surga yang terletak di tingkat tujuh. Lebih jauh lagi, bahkan sebelum akad nikah dilangsungkan, para malaikat menunjukkan Aisyah kepada Nabi Muhammad SAW dalam tiga malam secara beruntun. Seperti halnya sabda beliau SAW:

Saya melihatmu dalam mimpi tiga malam berturut-turut, raja datang membawamu dengan kain sutra, lalu berkata: Ini istrimu. Kemudian aku menyingkap wajahmu dan ternyata memang kamu. Maka kukatakan, jika ini dari Allah maka biarkanlah tetap seperti itu.

Saya bermimpi tentang kamu (Aisyah) selama tiga malam berturut-turut. Seorang malaikat hadir membawa Anda memakai gaun sutera putih. Sang malaikar tersebut berucap, 'Inilah istri mu'. Saya lantas menyingkapkan tutup wajammu dan ternyatalah bahwa itu benar-benarku. Dalam hati saya bisik, jika mimpi ini asli dari Tuhan, tentunya Dia akan membuat hal ini menjadi kenyataan. (HR. Bukhari dan Muslim)

Mengenal sekilas tentang Aisyah

Aisyah adalah satu-satunya isteri yang menikahkan dirinya dengan Rasulullah SAW ketika ia masih perawan. Kehidupan baginda nabi bersama Aisyah dipenuhi dengan berbagai cerita dan kedekutan.

Jika Khadijah radhiyallahu anha Dikenal sebagai wanita dewasa dengan sifat ibu yang lembut, Aisyah malahan menggambarkan dirinya sebagai seorang pemuda energetik, penuh semangat, dan mempesona.

Di samping itu, dia terkenal pula sebagai isteri Nabi yang mempunyai kebijaksanaan di atas rata-rata.

Kebaikan nikah Rasulullah dengan Aisyah

Salah satu kebaikan yang terdapat dalam perkawinan Rasulullah SAW dengan Aisyah. radhiallahu ‘anha meruntuhkan pandangan yang tersebar dalam masyarakat pada waktu itu, yaitu bahwa persahabatan yang amat dekat dipandang sama seperti ikatan antara saudara biologis, sehingga aturan-aturan keluarga pun diterapkan.

Ketika Rasulullah SAW berniat untuk melangsungkan perkawinan dengan Aisyah, Abu Bakar sempat meragukan dan mengajukan pertanyaan tentang hal tersebut. Hal ini terjadi karena dia ingin memverifikasi apakah perkawinan semacam itu dibenarkan dalam agama Islam.

Menurut 'Urwah, Nabi SAW mengajukan pinangan kepada Aisyah untuk Abu Bakar. Namun, Abu Bakar menjawab, "Hanya saudara saja." Maka katakanlah Rasulullah SAW, "Kamu adalah saudaraku dalam agama dan kitab, dan dia telah menjadi halal bagiku." .

Dari Aurah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengunjungi Abu Bakar guna meminta tangan Aisyah sebagai istrinya. Kemudian Abu Bakar menegaskan, 'Sebenarnya dia adalah saudara laki-lakimu.' Rasululloh pun merespons, 'Benar, kamu bersaudara denganku dalam urusan agama Allah dan kitab-Nya; oleh karena itu, anak perempuanmu tersebut boleh kuperoleh.' (HR. Bukhari)

Hadis mengenai wahyu yang diberikan terkait perkawinan dengan Aisyah

Perkawinan Nabi Muhammad SAW dengan Aisyah berlangsung sesuai dengan perintah wahyu, bukan karena hasratnya sendiri. Nabi menerima arahan langsung dari Tuhan Yang Maha Esa lewat Malaikat Jibril. Seperti yang dinyatakan dalam suatu hadits,

Benar sekali Jibril turun membawa lukisanannya dalam kain sutra hijau kepadanya Rasul SAW lalu mengatakan bahwa ini adalah istrimu di dunia serta di akherat. (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis tersebut secara tegas menggariskan bahawa hanya Nabi SAW sahaja yang menerima impian sebegini berdasarkan perintah terus daripada Allah SWT.

Berikut adalah uraian mengenai mahar yang diberikan Nabi Muhammad kepada Aisyah, beserta beberapa keunikan lainnya. Mudah-mudahan ini dapat meningkatkan wawasan kita!

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak