Putin Turun Lapangan Perang, Lompat Pakai Seragam Militer

, MOSKOW -- Presiden Vladimir Putin melaksanakan kunjungan tiba-tiba ke area pertempuran di Kursk yang dikuasai Rusia pada Rabu (12/3/2025). Kunjungan ini dilakukan sementara Kremlin meninjau proposal dari Amerika Serikat tentang penandatanganan gencatan senjata berdurasi sebulan dalam konflik dengan Ukraina.

Pada sebuah tayangan video dari saluran TV resmi Rusia, Putin yang memakai seragam militer berbicara pada tentara di barisan terdepan dan menyebutkan bahwa sasaran Kremlin adalah 'menyeluruh bebas' Kursk secepat mungkin.

Kedatangan Putin yang direncanakan dengan hati-hati sepertinya bertujuan untuk memperbaiki semangat ketika tentara Rusia terus melaju menuju area paling akhir dari pertahanan Ukraina di dalam wilayah Rusia.

Kunjugan Putin diadakan satu hari setelah diskusi perdamaian antara perwira Amerika Serikat dan Ukraina yang berakhir dengan persetujuan Kiev atas tawaran gencatan senjata selama 30 hari. Tawaran gencatan senjata yang diberikan oleh pihak AS ini meliputi semua area pertempuran aktif.

Seperti dilaporkan oleh CNN, s Serbuan kilat Rusia di Kursk membahayakan satu-satunya area negosiasi wilayah bagi Kyiv.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan pada hari Rabu bahwa keputusan kini ada di tangan Vladimir Putin, karena delegasi dari AS tengah dalam perjalanan menuju Rusia.

"Sekali waktu akan kita lihat. Saat ini tergantung pada Rusia," ujar Trump ketika berbicara dengan para jurnalis di Ruang Oval. Ia enggan memberikan komentar mengenai agenda pertemuannya dengan pemimpin Rusia itu.

Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, menyampaikan kepada media pada hari Rabu bahwa Putin sedang "mempelajari secara cermat" proposal tersebut. Di sisi lain, Moskow masih menantikan petunjuk lebih lanjut dari pihak berwenang Amerika Serikat dalam beberapa hari ke depan.

Bertemu jenderal utama

Beberapa jam setelah itu, laporan dari media resmi Rusia menggambarkan pertemuan antara Putin dan Jendral Utama Valery Gerasimov yang mengepalai angkatan bersenjata mereka di kota Kursk, sebelum dia berpidato untuk para tentar tersebut.

Pada sambutannya, dia menyeru mereka agar memaksa pasukan Ukraina yang masih ada di daerah tersebut meninggalkan lokasi dan menyebarkan ide tentang pembentukan 'zonasi pengaman' di sekitar batas antara Rusia dan Ukraine.

"Tentara Ukraina yang tertangkap di Kursk seharusnya ditangani seperti halnya dengan 'teroris,'" demikian kata Putin tambahan.

Ukrانيا menggelar serangan tiba-tiba ke Kursk di bulan Agustus, dengan sigap merebut daerah tersebut dalam operasi darat pertama ke Russia oleh pasukan luar sejak Perang Dunia II.

Di luar tujuan merampas lahan yang mungkin dapat dipertukarkan dengan daerah dikuasai oleh Rusia, serangan itu juga dimaksudkan untuk memindahkan fokus sumber daya Moskow dari barisan pertempuran di Timur.

Meskipun Ukraina sudah berusaha keras untuk menjaga daerah yang berhasil ditaklukkannya, genggamannya atas wilayah itu semakin mengecil dalam beberapa hari belakangan ini.

Pada hari Rabu, Gerasimov menyatakan bahwa pasukan Rusia sudah berhasil memulihkan sekitar 86% wilayah yang direnggut oleh Ukraina. Lebih dari 430 tentara Ukraina dikabarkan tertangkap - sementara itu, penduduk sipil Ukraina lainnya berada dalam keadaan terkunci.

Harapan Kiev untuk memanfaatkan Kursk sebagai senjata dalam perundingan sudah 'hancur lebur,' ujar Gerasimov.

Peskov di hari Kamis menyebutkan bahwa operasi untuk mendorong keluar pasukan Ukraina yang masih berada di sana sudah memasuki fase terakhir.

Pasukan militer Ukraina sudah mengaku bahwa mereka ditarik kembali dari sejumlah wilayah di Kursk akibat serangan tentara Russia dalam beberapa hari belakangan ini.

Pada hari Rabu, Jenderal terkemuka Ukraina, Oleksandr Syrskyi, menunjukkan adanya penarikan strategis lebih lanjut menuju posisi yang lebih menguntungkan. Menurut pernyataannya, tujuan utamanya adalah melindungi jiwa prajurit Ukraina.

"Rusia sudah melancarkan serangan udara di wilayahnya sendiri, mencakup kota Sudzha, yang nyaris luluh lantak," terang Syrskyi.

Institut untuk Penelitian tentang Konflik, sebuah lembaga pengawas perang berbasis di Amerika Serikat, menyebutkan dalam laporannya hari Kamis itu bahwa data lokasi menunjukkan pasukan Rusia sudah berhasil merebut desa Sudzha dan terus melanjutkan serangan mereka ke arah depan kota tersebut.

Duta Besar Khusus Trump untuk wilayah Timur Tengah, Steve Witkoff, diproyeksikan akan mengunjungi Moskow dalam beberapa hari mendatang. Walaupun belum diketahui secara pasti, tampaknya dia mungkin tidak berniat bertemu kembali dengan Putin, orang yang sudah dia temui pada pertemuan terakhir mereka.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak