Tips Cerdas Berinvestasi di Saham saat Pasar Sedang Lesu

, JAKARTA – Melakukan investasi di pasar saham atau berbagai instrumen keuangan lainnya tentunya memiliki sejumlah risiko. Sama seperti ketika kita melihat pergerakan pada Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG Saham yang tengah merosot drastis belakangan ini membuat banyak pemegang saham khawatir dan gelisah.

Ketakutan dan rasa gelisah adalah wajar, namun bila sudah berkembang menjadi ketakutan berlebihan dapat mengarah kepada pengambilan keputusan yang kurang tepat sebagaimana mestinya. panic selling.

Menurut Community & Retail Equity Analyst Lead dari PT Indo Premier Sekuritas, Angga Septianus, memiliki taktik yang efektif ketika pasar mengalami penurunan signifikan ataupun sedang lesu amat krusial guna meredam kerugian serta meningkatkan potensi untung pada periode waktu lebih lama.

Lebih jauh lagi, kita harus bersiap untuk situasi pasar yang sangat tidak menentu selama bulan Ramadhan tahun ini, dengan potensi pergerakan tersebut mungkin terus berlangsung bahkan setelah Idul Fitri. Ini disebabkan oleh fakta bahwa sejarah telah mencatat penurunan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai masa liburan panjang pada tahun 2021, 2022, dan 2024.

"Menyusun taktik yang pas ketika pasar mengalami penurunan drastis amatlah vital guna mereduce resiko kerugian serta meningkatkan potensi untung di masa depan," ungkap Angga melalui pernyataan tertulis beberapa hari yang lalu.

Berikut beberapa saran untuk berinvestasi di tengah penurunan pasar saham sehingga risikonya dapat dikelola secara lebih efektif:

1. Siapkan uang tunai untuk menghadapi situasi yang masih tidak menentu

Poin utama pertama ialah menjamin adanya tabungan berbentuk tunai atau paling tidak ketersediaan likuiditas yang mencukupi. Ketika harga saham anjlok dan iklim ekonomi menjadi tak pasti, hal ini dapat mendorong pengambilan keputusan drastis semacam penjualan saham pada nilai sangat rendah demi memenuhi permintaan darurat. Selain itu, simpanan kas yang adekuat juga berguna untuk mengakuisisi saham-saham dengan harga bersaing saat kesempatan datang.

"Perpastianlah bahwa dana tunai yang tersedia mencakup seluruh biaya hidup untuk beberapa bulan mendatang atau sampai situasi pasar membaik agar bisa kembali berinvestasi saat terdapat peluang menjanjikan," kata Angga.

2. Ketika para pendatang meninggalkan tempat itu, jangan terburu-buru untuk mengisi kekosongan tersebut.

Saat pasar mengalami penurunan, biasanya muncul laporan tentang investor asing yang mulai mengekspor dana mereka ke dalam negeri. Fenomena ini semakin memberikan beban tambahan pada kurs mata uang serta ekonomi dalam negeri. Walaupun adanya arus keluar modal asing dapat diartikan sebagai pertanda buruk sehingga merosotnya harga saham, sebaiknya Anda tidak langsung bereaksi dengan membeli saham secara gegabah.

Amati perkembangan ekonomi baik di tingkat global maupun lokal serta estimasi singkat terkait masuk-keluarnya dana asing. Hindari rasa cemas dan lakukan analisis menyeluruh sebelum memutuskan apapun.

3. Metode cicil investasi

Berinvestasi ketika pasar mengalami penurunan tentu memiliki risikonya, namun ini juga dapat memberikan kesempatan yang luar biasa. Cara paling efektif untuk melakukan hal tersebut adalah dengan menggunakan strategi pembelian secara bertahap atau disebut juga sebagai Dolar Rata-rata Biaya (Dollar Cost Averaging / DCA). Strategi pembayaran bertahap penting digunakan karena menerka waktu ideal untuk membeli saham (market timing) sangatlah rumit, terlebih lagi dalam kondisi pasar yang tidak menentu seperti sekarang.

Menggunakan sistem cicilan memungkinkan Anda untuk membeli secara periodis tanpa perlu terlampau cemas mengenai variasi harga sehari-hari. Tambahan pula, dengan melaksanakan pembelian bertahap, Anda dapat mencapai harga ratarata yang lebih optimal, dikarenakan transaksi dilakukan pada beragam level harga—entah saat harganya sedang naik atau justru turun.

4. Pilhlah saham-saham bertahan

Saat pasar mengalami kemunduran, investor kerap beralih ke saham bertahan sebagai opsi yang relatif lebih aman. Saham bertahan merujuk pada saham milik perusahaan dengan pendapatan yang umumnya tetap stabil walaupun dalam situasi ekonomi lesu. Sektor-sektor seperti bank, barang-barang konsumen, kesehatan, serta jaringan listrik termasuk jenis-jenis sektor bertahan tersebut. Di tengah iklim pasar negatif, perusahaan-perusahaan ini mampu mempertahankan tingkat penghasilan yang cukup baik secara keseluruhan. Selain itu, harga saham-saham berbasis pertahanan cenderung pulih lebih dini dibandingkan pesaing lain ketika ada resesi karena daya tahan produk-produk mereka terhadap fluktuasi siklus ekonomi.

5. Perhatikan arus modal asing ( foreign flow )

Memantau arus modal luar negeri yang masuk dan keluar dari bursa efek cukup krusial ketika pasar mengalami penurunan. Arus dana asing ini kerapkali menjadi petunjuk signifikan atas keyakinan para investor global terhadap perekonomian sebuah negara. Masuknya investasi asing dapat mendorong pemulihan pasar lebih cepat, sedangkan pengeluarannya bisa memperparah situasi di pasaran.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak