Trump Minta Kekuasaan Penuh atas Mineral Ukraina, Pejabat Kyiv: Itu Perampasan Hak

WASHINGTON DC, – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyarankan sebuah perjanjian yang akan memungkinkan AS mendapatkan kontrol total terhadap seluruh sumber daya mineral dan energi di Ukraina, seperti halnya dengan minyak dan gas.

Usulan ini secara signifikan melebihi kesepakatan terdahulu yang tidak berhasil disahkan ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi Gedung Putih beberapa bulan yang lalu.

Konten dalam proposal itu menyatakan bahwa Ukraina harus memberikan semua penerimaan royalti dari sumber dayanya kepada Amerika Serikat sampai Kyiv membayar setidaknya 100 miliar dolar AS (sekitar Rp 1.656 triliun) hutang perang ke Washington.

Selanjutnya, Ukraina hanya berhak mendapatkan 50 persen dari royalti tersebut tanpa adanya jaminan keamanan dari Amerika Serikat.

AS pun akan memiliki hak vetonya terhadap semua transaksi penjualan sumber daya Ukraina ke negara lain.

Sebuah sumber dari pemerintah Ukraina yang memberikan komentar pada suatu wawancara mendeskripsikannya sebagai tindakan penjarahan.

Pada saat yang sama, Alan Riley, ahli hukum energi dari Atlantic Council, menyatakan, "Saya tidak pernah mendengar tentang persetujuan semacam ini sebelumnya. Saya penasaran apakah motif aslinya adalah mendorong Zelensky agar menolakkannya."

Menurut dokumen tersebut, seluruh sumber daya mineral dan energi di Ukraina, beserta dengan struktur pendukungnya seperti dermaga, jalur kereta api, jalan raya, serta tempat-tempat produksi, akan dikelola oleh United States-Ukraine Reconstruction Investment Fund.

Di samping itu, Washington akan mendapatkan prioritas utama untuk berinvestasi di proyek infrastruktur dan sumber daya alam Ukraina.

Manfaat dari dana tersebut akan segera diubah menjadi mata uang asing, dan Ukraina yang akan bertanggung jawab untuk memberikan ganti rugi apabila ada keterlambatan atau perbedaan pendapat.

Tiga petinggi pemerintah Ukraina mengungkapkan bahwa sangat tidak mungkin perjanjian itu akan ditandatanganin dalam jangka pendek, walaupun klaim berkebalikan disampaikan oleh Washington.

Satu di antara mereka bahkan mendeskripsikannya sebagai perjanjian yang timpang.

Pada saat bersamaan, pemerintah Ukraina sudah menginstruksikan sekelompok ahli hukum untuk menganalisis berkas-berkas yang diterima pada akhir pekan kemarin dan kini tengah merancang proposal alternatif.

Ahli perdagangan Alan Riley menyebutkan bahwa usulan tersebut mungkin akan berujung pada penyitaan kekayaan yang tidak terduga.

"Tidak terdapat garansi atau ketentuan perlindungan, Amerika Serikat sama sekali tidak mengambil resiko apapun. Amerika Serikat berhak untuk keluar dari perjanjian tersebut sewaktu-waktu tanpa adanya batasan, sementara hal itu tidak berlaku bagi Ukraina. Ini adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat sebelumnya," katanya.

Terkait usulan tersebut, Presiden Zelensky menyampaikan ketidaknyamanannya saat berdiskusi dengan mitra-mitra Eropa-nya di Paris pada hari Kamis.

Menurut dia, Amerika Serikat secara berkelanjutan memodifikasi ketentuan perjanjian mineral bersama Ukraine.

Namun, dia tidak dapat melakukan banyak hal tanpa dukungan militer Amerika Serikat dalam pertempuran melawan Rusia.

Kesepakatan Gas Rusia-AS

Dalam diskusi tentang sumber daya Ukraina, Washington dikabarkan sedang berunding dengan Kremlin guna memulihkan aliran gas dari Rusia ke Eropa melewati Ukraina via rute Nord Stream.

Perjanjian ini diyakinakan akan menghasilkan penyerahan saham mayoritas kepada perusahaan Amerika Serikat di sektor energi Rusia.

Tindakan itu dianggap bertentangan dengan dukungan Amerika Serikat kepada Ukraina dan mungkin memperkuat ketergantungan Eropa pada energi dari Rusia.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak