
Banyak individu mengejar formula untuk kebahagiaan seakan hal tersebut sangat kompleks. Namun, bila diamati, rutinitas orang-orang bahagia ternyata cukup mudah dan dapat diikuti oleh semua orang.
Perbedaan utamanya berada di tingkat konsistensi serta tekad mereka untuk menghadapi hidup. Orang-orang yang kurang bahagia umumnya terperosok dalam pola harian yang membebani tanpa menyadarinya masih ada banyak opsi sederhana yang dapat meringankan beban dan memberi makna pada kehidupan tersebut.
Berdasarkan laporan dari DM News pada hari Kamis (10/4), berikut ada delapan perilaku yang umumnya ditunjukkan oleh orang-orang bahagia namun cenderung diabaikan oleh mereka yang kurang merasakan kebahagiaan.
1. Mereka Mengimplementasikan Perasaan Bersyukur
Ciri khas dari orang-orang bahagia yang paling terlihat adalah mereka senantiasa meluangkan waktu untuk mengucap syukur. Mereka memahami bahwa kehidupan tak selalu tanpa cela, namun tetap ada sesuatu yang patut diberi nilai atau penghargaan.
Mungkin itu hanyalah segelas kopi panas di awal hari atau sebuah dekapan hangat dari seseorang terdekat. Di sisi lain, individu yang merasa tidak bahagia cenderung lebih banyak memperhatikan kekurangan dalam hidup mereka. Mereka melupakan bahwa perasaan puas bermula dari sikap bersyukur.
2. Mereka Menjaga Talian Hubungan Mereka
Di era kehidupan modern yang dinamis dan sibuk, banyak individu mengabaikan nilai dari interaksi sosial. Kepercayaan umum bagi mereka yang merasa senang adalah memelihara tali silaturahmi dengan kerabat serta sahabat karibnya.
Mereka menyediakan waktu, kepedulian, serta kasih sayang. Tidak cuma agar dihargai, tetapi juga untuk dipertukarkan. Justru orang-orang yang tak berbahagia kerap kali mengalami rasa sepi akibat minimnya hubungan emosional yang mendalam dalam kehidupan mereka.
3. Mereka Berlatih Mindfulness
Mindfulness tidak hanya sebuah trend dalam bidang psikologi. Ini merupakan metode agar pikiran dapat fokus pada keberadaan sekarang. Orang yang merasakan kesejahteraan meningkatkan kesadaran diri melalui meditasi, bernapas dengan sengaja, ataupun cukup dengan menyantap makanan tanpa buru-buru.
Mereka tidak memandang ke belakang ataupun terlampau kuatir mengenai hari esok. Itu pula yang menjadikan mereka lebih damai. Di sisi lain, individu yang kurang senang condong pada siklus pemikiran buruk secara konstan.
4. Mereka Melepaskan Ego
Seringkali, ego menghambat kebahagiaan kita. Orang yang senantiasa bahagia cenderung tidak ragu untuk tampak sebagai pihak yang lemah, keliru, atau bahkan menyerah dalam suatu perselisihan. Yang mereka prioritaskan ialah kesederhanaan serta jujur daripada harus membela diri.
Untuk sebagian orang, ego bukan hal yang perlu dibela dengan keras. Sementara itu, individu yang merasa tidak bahagia cenderung terperangkap pada hasrat selalu tampak sempurna di hadapan oranglain.
5. Mereka Mengampuni dan Menyisihkan Permusuhan
Menyimpan kebencian merupakan bebannya pikiran dan hati. Mereka yang merasakan kedamaian mengerti bahwa pengampunan tidak bermakna melepaskan orang tersebut tanpa konsekuensi, tetapi lebih kepada mencapai kenyamanan dalam jiwa mereka.
Dalam ilmu psikologi, hal tersebut dianggap sebagai salah satu cara melepaskan emosi negatif yang paling bermanfaat. Di sisi lain, mereka yang merasa tidak senang sering kali justru terseret ke dalam siklus balas dendam, kemarahan, serta luka hati yang tak kunjung pulih.
6. Mereka Merangkul Kegagalan
Gagal bukanlah penghenti dari semua hal. Mereka yang merasa senang justru menggunakannya sebagai pembelajaran penting. Keadaan umum orang-orang bersenang-senang meliputi pandangan bahwa kekalahan adalah momen untuk berkembang, tidak sekadar sebab untuk berhenti.
Sebaliknya, individu yang merasa tidak puas dengan kehidupannya sering kali menganggap dirinya sebagai sebuah kegagalan, menunjukkan bahwa mereka percaya diri kurang mampu. Mereka enggan untuk mencoba kembali dan lebih prefer untuk mundur daripada mulai.
7. Mereka Rutin Melakukan Olahraga
Olahraga tak hanya baik bagi fisik, tetapi juga sangat membantu mental. Berdasarkan berbagai studi dalam bidang psikologi, disebutkan bahwa olahraga mampu menambah kadar hormon kebahagiaan serta mengurangi tingkat stres.
Orang yang senantiasa merasa gembira mengintegrasikan kegiatan olahraga menjadi suatu bagian dalam keseharian mereka. Baik itu berjalan-jalan pagi, melakukan yogasana lembut, atau pun melatih otot-otot dengan bobot—seluruhnya dapat mendukung kondisi emosi agar selalu terkendali.
Orang yang merasa tidak bahagia justru cenderung melupakan pentingnya olahraga dan lebih suka duduk termenung dengan pemikiran buruk.
8. Mereka Memutuskan untuk Menekankan Sisi Positif
Seseorang yang merasa bahagia tak harus menjalani kehidupan tanpa cela, melainkan lebih cenderung mengabaikan kesulitan. Mereka memiliki metode tersendiri untuk terus menyoroti aspek positif dalam keseharian mereka.
Dalam bidang psikologi, hal tersebut dikenal sebagai "pembaruan positif"—metode untuk menilai suatu keadaan dengan perspektif yang lebih baik. Di sisi lain, individu yang kurang bahagia cenderung fokus pada aspek negatif setiap perkara, sehingga membuatnya sulit merasa cukup dan berterima kasih.
Diakhir cerita itu, perbedaan antara rutinitas seseorang yang berbahagia dengan mereka yang merasa tidak berbahagia bukanlah masalah nasib atau hoki. Justru ini berkaitan dengan opsi-opsi kecil dalam pola hidup sepanjang hari.