
– Penelitian terbaru menunjukkan metode sederhana mampu menurunkan kadar merkuri pada ikan tuna hingga 35 persen.
Merkuri merupakan logam berat beracun yang dapat terakumulasi dalam jaringan ikan dan berdampak buruk bagi kesehatan.
Pemahaman terhadap cara menurunkan kandungan merkuri pada ikan membantu menjaga keamanan pangan berbasis laut.
Berikut metode baru kurangi merkuri pada ikan tuna hingga 35 persen menggunakan sistein, solusi aman menikmati gizi dari laut dilansir dari laman Sciencealert, Selasa (8/4):
1. Sistein Bersifat Pengikat Merkuri
Asam amino bernama sistein mampu menarik merkuri dari jaringan ikan dan mengikatnya dalam larutan. Proses ini meniru mekanisme alami terbentuknya ikatan merkuri dalam tubuh ikan.
Ketika daging tuna bersentuhan langsung dengan larutan sistein, terjadi reaksi kimia yang menarik merkuri ke luar. Semakin luas permukaan ikan yang terendam, hasil pengurangan lebih optimal.
2. Penurunan hingga 35 Persen
Tes di laboratorium mengindikasikan bahwa cairan sitsein dapat mengurangi tingkat merkuri dalam ikan tongkol antara 25 sampai 35 persen. Temuan tersebut tergantung pada durasi penyerapan dan volumenya.
Konsentrasi merkuri di dalam solusi bertambah, yang menunjukkan bahan beracun pindah dari ikan tersebut. Fenomena ini terjadi tanpa mempengaruhi penampilan maupun baunya pada ikan.
3. Aman untuk Dikonsumsi
Solusi asam amino tidak mengandung bahan tambahan lain dan tidak menyisakan residu yang merugikan. Produk jadi masih aman untuk dikonsumsi dan tidak perlu penanganan lebih lanjut.
Para peneliti tidak mengamati modifikasi signifikan terhadap cita rasa dan konsistensi. Hal ini memberikan kepastian untuk penerapan di sektor industri kuliner.
4. Teknik Tanpa Langkah Pengolahan Ekstra
Penerapan cairan ini bisa diterapkan secara langsung ke dalam kemasan tanpa perlu adanya tahap produksi ekstra. Kemanjuran masih bertahan ketika barang sudah disimpan di etalase.
Proses penyerapan merkuri oleh larutan tetap aktif hingga dua minggu. Hal ini membuatnya sesuai diterapkan dalam sistem distribusi modern.
5. Jawaban atas Masalah Ketahanan Pangan
Penurunan kadar merkuri pada ikan membuka peluang konsumsi lebih aman terutama bagi kelompok rentan. Ikan laut seperti tuna menyimpan banyak nutrisi penting, termasuk protein dan omega-3.
Dengan menurunkan kadar logam berat, potensi bahaya di masa depan bisa dikendalikan. Hal ini memungkinkan penggunaan ikan laut menjadi lebih ekstensif.
6. Berpotensi Diterapkan Industri
Para peneliti berpendapat bahwa metode ini bisa diadaptasi untuk produksi skala besar yang memiliki tingkat efisiensi tinggi. Tahapannya cukup mudah dan tidak mengharuskan adanya perangkat kompleks, melainkan hanya perlunya konfigurasi terhadap tipe cairan pengawet.
Hasil awal menunjukkan kelayakan secara praktis, meskipun perlu pengujian lanjutan. Penggunaan skala besar diperkirakan memberikan hasil konsisten.
7. Alternatif Pembatasan Konsumsi
Pendekatan ini memungkinkan pengurangan merkuri tanpa harus mengurangi konsumsi ikan laut secara ketat. Solusi seperti ini menjembatani kebutuhan nutrisi dan pengurangan risiko paparan.
Langkah ini mendukung pola makan sehat berbasis laut tanpa perlu kekhawatiran berlebihan. Dengan inovasi ini, manfaat ikan dapat dinikmati lebih optimal.
Metode pengurangan merkuri pada ikan tuna dengan larutan sistein memberi harapan baru terhadap konsumsi ikan laut yang lebih aman. (*)